Senin, 21 Februari 2011

Formalin

1.      Pengertian
               Formaldehid merupakan senyawa kimia berbentuk gas atau larutan dan kedalamnya ditambahkan methanol 10-15% untuk mencegah polimerisasi. Dalam perdagangan, tersedia formaldehid 37% dalam air yang dikenal dengan formalin serta dikenal sebagai bahan pengawet dan biasanya mengandung 10% methanol, memiliki karakteristik tidak bewarna bau yang keras dan mempunyai berat jenis 1,09 kg/1 dalam suhu 20 derajat Celsius 

Formalin biasanya diperdagangkan di pasaran dengan nama berbeda-beda antara lain sebagai berikut  :
2.      Formol                  
3.      Morbicid
4.      Formic Aldehyde
5.      Oxymethylene
6.      Methylene aldehyde
7.      Oxomethane
8.      Formoform
9.      ethylene aldehyde
10.  Oxomethane
11.  Formoform
12.  Formalith
13.  Karsan 
2.Penggunaan utama formalin
a.       Pembunuh kuman sehingga di manfaatkan untuk pembersih lantai, kapal, gudang, dan pakaian.
b.      Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain.
c.       Bahan pada pembuatan sutra buatan, cermin kaca dan bahan peledak.
d.      Dalam dunia fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas.
e.       Bahan pembuatan pupuk lepas lambat (sustained release ) dalam bentuk urea formaldehyde.
f.        Bahan untuk pembuatan produk parfum.
g.       Pencegah korosi untuk sumur minyak.
h.       Bahan untuk insulasi busa.
i.         Bahan perekat untuk produk kayu lapis ( plywood ).
Dalam konsentrasi yang sangat kecil (<1%) digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga,cairan pencuci piring,pelembut,perawat sepatu,sampo mobil,lilin dan pembersih karpet. 
3  Stabilitas dan reaktivitas
Larutan formalin stabil pada suhu dan tekanan normal. Dapat mengalami swa-polimerisasi membentuk endapan putih. Formalin tidak boleh dicampur dengan asam, basa, bahan pengoksidasi, pereduksi, logam, garam logam, halogen, bahaya yang mudah terbakar, dan peroksida. Formalin dengan peroksida, nitrogen dioksida, dan asam perfomat bereaksi menyebabkan ledakan. Formalinjuga dapat menyebabkan korosi pada baja. 
4 Mekanisme formalin masuk tubuh
Formalin sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa : luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi dan bahaya kanker pada manusia. Formalin masuk ke dalam tubuh manusia melalui dua jalan, yaitu mulut dan pernapasan. Sebetulnya, sehari-hari kita menghirup formalin dari lingkungan sekitar. Polusi yang dihasilkan oleh asap knalpot dan pabrik, mengandung formalin yang mau tidak mau kita hirup, kemudian masuk ke dalam tubuh. Asap rokok atau air hujan yang jatuh ke bumi pun sebetulnya juga mengandung formalin. Jika kandungan dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel, sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan kerusakan pada organ tubuh.
Beberapa penelitian terhadap tikus dan anjing pemberian formalin dalam dosis tertentu jangka panjang secara bermakna mengakibatkan kanker saluran cerna seperti adenocarcinoma pylorus, preneoplastic hyperplasia pylorus dan adenocarcinoma duodenum. Penelitian lainnya menyebutkan pengingkatan resiko kanker faring (tenggorokan), sinus dan cavum nasal (hidung) pada pekerja tekstil akibat paparan formalin melalui hirupan. Dalam jumlah sedikit, formalin akan larut dalam air, serta akan dibuang ke luar bersama cairan tubuh. Sehingga formalin sulit dideteksi keberadaannya di dalam darah. Imunitas tubuh sangat berperan dalam berdampak tidaknya formalin di dalam tubuh. Jika imunitas tubuh rendah atau mekanisme pertahanan tubuh rendah, sangat mungkin formalin dengan kadar rendah pun bisa berdampak buruk terhadap kesehatan. Usia anak khususnya bayi dan balita adalah salah satu yang rentan untuk mengalami gangguan ini.
Secara mekanik integritas mukosa (permukaan) usus dan peristaltik (gerakan usus) merupakan pelindung masuknya zat asing masuk ke dalam tubuh. Secara kimiawi asam lambung dan enzim pencernaan menyebabkan denaturasi zat berbahaya tersebut. Secara imunologik sIgA (sekretori Imunoglobulin A) pada permukaan mukosa dan limfosit pada lamina propia dapat menangkal zat asing masuk ke dalam tubuh. Pada usia anak, usus imatur (belum sempurna) atau sistem pertahanan tubuh tersebut masih lemah dan gagal berfungsi sehingga memudahkan bahan berbahaya masuk ke dalam tubuh sulit untuk dikeluarkan. 
5.  Bahaya Utama Formalin Terhadap Kesehatan
               Bahaya utama dapat terjadi dan berpotensi fatal jika terhirup,berbahaya jika kontak dengan kulit atau tertelan menyebabkan kulit melepuh, selaputmukosa terbakar,iritasi saluran pernafasan dan mata (kemungkinan parah),lakrimasi,reaksi alergi,bahaya kanker (pada manusia). 
A.     Bahaya Paparan Jangka Pendek (Akut)
1.      Jika Terhirup
Konsentrasi 0,1-5,0 bpj dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan; 10-20 bpj dapat menyebabkan susah bernafas,rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan,dan batuk;25-50 bpj dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan luka saluran pernafasan seperti pneumonitis dan kadang-kadang edema paru. Gejala lain seperti bersin, sulit bernafas, radang kerongkongan, radang batang tenggorokan, dada sesak, radang cabang batang tenggorokan, sakit kepala, disfagia, sangat haus, kelelahan, berdebar-debar, mual dan muntah. Pada konsentrasi sangat tinggi akan menyebabkan kematian. Reaksi hipersensitifitas seperti udem laring, asma bronchitis parah, dan dilaporkan terjadi urtikaria pada orang yang pernah terpapar.
2.   Jika Kontak  Dengan Kulit
Uap atau larutan dapat menyebabkan rasa sakit, perubahan warna putih, keras, mati rasa, dan luka baker tingkat satu. Sensitisasi dermatis yang ditandai dengan ekstrim, reaksi vesicular disertai dengan erupsi pada kelopak mata, wajah, leher, skrotum, dan pundak terjadi pada orang yang pernah terpapar. Juga dilaporkan terjadi urtikaria. Dosis letal pada kelinci sebeser 270 mg/kg
3.   Jika Kontak Dengan Mata
Kosentrasi 0,05-3,0 bpj dapat menyebabkan iritasi dengan kemerahan, gatal, sakit, berair, penglihatan kabur, dan lakrimasi sedang. 4-20 bpj dapat menyebabkan lakrimasi hebat, dan kerusakan mata permanen, dan kebutaan.
4.      Jika Tertelan
      Kasus tertelan formalin dalam bentuk gas tidak mungkin terjadi, tapi jika terjadi, dapat menyebabkan mulut, tenggorokan dan lambung terbakar, sulit bernafas, mual, muntah dan diare, kemungkinan pendarahan, sakit perut parah, sakit kepala, hiotensi, vertigo, stupor, kejang, pingsan, dan koma. Perubahan degeneratif dari hati, jantung dan otak, dan gangguan limpa, pankreas, susunan saraf pusat, dan ginjal dengan albuminuria, hermaturia, anuria, dan asidosis dapat terjadi.
B.  Bahaya Paparan Jangka Panjang ( Kronis )
1.   Jika Terhirup
Paparan berulang atau jangka panjang menyebabkan sakit kepala, rintis mual, mengantuk, gangguan pernapasan, gangguan ginjal, dan sensitisasi paru. Efek neuropsikologi seperti gangguan tidur, iritibilitas, gangguan keseimbangan, penurunan daya ingat, hilang konsentrasi, dan perubahan kejiwaan. Gangguan haid dan sterilitas kedua pada wanita. Efek reproduktif pada hewan.
2.   Jika Kontak Dengan Kulit
Paparan berulang atau jangka panjang mungkin menyebabkan luka bakar tingkat dua, mati rasa, gatal, gangguan pada kuku, pengerasan dan penyamakan kulit dan sensitisasi. Dermatitis dapat terjadi atau terlihat beberapa tahun kemudian dimulai dengan erupsi pada area digital, dan bagian lain tubuh.
3.   Jika Kontak Dengan Mata
Efek tergantung pada konsentrasi dan lama paparan. Keterulangan atau kontak lama dengan bahan krosif dapat menimbulkan konjungtivitas atau efek seperti pada paparan jangka pendek.
4.   Jika Tertelan
Tertelan formalin dalam jumlah sedikit secara berulang dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan, muntah, dan pusing. Reaksi sensitisasi pernah dilaporkan. Pria yang menelan formalin selama 15 hari mengeluh sakit pada perut atau lambung dan sakit kepala. Gejala lain yang dilaporkan termasuk rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan, dan 4 orang pria mengalami gatal-gatal pada dada dan paha.
Penggunaan formalin untuk mengawetkan makanan sesungguhya telah dilarang sejak tahun 1982. Hal ini dikuatkan dengan Undang-Undang No 7/1996 tentang Perlindungan Pangan. Walaupun daya awetnya sangat luar biasa, formalin dilarang digunakan pada makanan. Di Indonesia, beberapa undang-undang yang melarang penggunaan formalin sebagai pengawet makanan adalah Peraturan Menteri Kesehatan No 722/1988 yaitu bahwa makanan yang menggunakan bahan tambahan makanan yang tidak sesuai dengan ketentuan mempunyai pengaruh langsung terhadap derajat kesehatan manusia.(722/Menkes/Per/1X/88 )
Bahan bacaan :
-Prosedur pemeriksaan formalin bisa anda dapatkan dengan mendownload disini
-Permenkes RI.No 722/Menkes/Per/1X/88, Tentang Bahan Tambahan Pangan.
-Handayani, 2006, Bahaya Kandungan Formalin Pada Makanan.
-Sumantri, 2009. Pemeriksaan mi basah dan mi kering yang dijual di kota Jambi.
AAK. Jambi
-Badan POM.2008, Formalin.
-Wicaksana Widya.2009.http://supermilan.wordpress.com. Mengenal Formalin dan 
Bahayanya.
-Judarwanto Widodo.2000, Pengaruh Formalin Bagi Sistem Tubuh.



        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar